Daftar, lulus dan berangkat ke Mesir



Dalam tulisan pertama pada blog pribadi ini, saya akan sedikit bercerita tentang pengalaman saya mendaftar, diterima hingga bisa berangkat ke Mesir melalui jalur beasiswa PBNU.

Sebelum saya menceritakan pengalaman pribadi saya, saya akan menjelaskan sedikit tentang jalur-jalur masuk Universitas Al Azhar Mesir yang saya tahu.

*Jalur Beasiswa Al Azhar

Jalur Beasiswa Al Azhar adalah Jalur masuk melalui lembaga-lembaga yang diberi kuota beasiswa langsung oleh Al Azhar dengan mendapatkan pembebasan biaya secara penuh untuk dapat kuliah di Al-Azhar. Mulai dari bebas biaya pemberkasan, keberangkatan, biaya asrama, bahkan uang saku perbulan, liburan dalam dan luar Kairo, hingga liburan gratis ke tanah air.

Berikut lembaga-lembaga yang diberi kuota beasiswa Universitas Al Azhar :

1. Jalur Kementerian Agama (Kemenag)

Jalur ini bisa diikuti oleh siapapun yg memenuhi kriteria persyaratan yang ditentukan oleh Kemenag (bisa lihat di website Diktis Kemenag). Kuota beasiswa sebanyak 20 orang.

2. Jalur Ponpes Darussalam Gontor

Jalur ini khusus untuk santri-santri Alumni Ponpes Gontor di berbagai cabang. Kuota beasiswa sebanyak 80 orang.

3. Jalur Kedutaan Mesir di Jakarta

Jalur ini tidak dibuka secara umum, jalur ini hanya diperuntukkan santri dari pesantren-pesantren yang memiliki kerjasama khusus dengan Kedubes Mesir di Jakarta. Kuota beasiswa sebanyak 20 orang.

4. Jalur Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)

Jalur ini khusus untuk santri-santri kader NU di Indonesia yang memenuhi persyaratan serta lulus seleksi. Kuota beasiswa sebanyak 30 orang.

5. Jalur OIAA (Organisasi Internasional Alumni Al Azhar)

Jalur ini juga tidak dibuka untuk umum, hanya orang-orang tertentu yang memiliki kerjasama dengan OIAA tersebut. Kuota beasiswa sebanyak 4 orang.

6. Jalur Ponpes Al Ikhlas Bone (Sulsel)

Jalur ini khusus untuk santri-santri Al Ikhlas Bone, Sulawesi Selatan. Kuota beasiswa sebanyak 10 orang.

7. Jalur Ma'had Al Azhar Indonesia

Jalur ini khusus untuk santri-santri Ma'had Al Azhar Indonesia. Kuota beasiswa sebanyak 10 orang.

Jadi, jumlah keseluruhan penerima beasiswa Al Azhar dari Indonesia sebanyak 174 orang setiap tahunnya. 

*Jalur Non Beasiswa

Jalur non beasiswa adalah jalur pendaftaran Universitas Al Azhar yang seluruh biayanya ditanggung secara mandiri, mulai dari pendaftaran, pemberangkatan, hingga biaya hidup selama di Mesir. Meskipun begitu, biaya perkuliahan di Al-Azhar sendiri tetap gratis.

Berikut jalur-jalur non beasiswa Universitas Al Azhar Mesir :

1. Kementerian Agama (Kemenag)

Biasanya, setiap tahun pendaftar Universitas Al Azhar bisa mencapai kurang lebih 7000 orang melalui jalur Kemenag ini. Dari 7000 pendaftar tersebut diambil 20 orang yang akan mendapatkan beasiswa, serta 1000 sampai 1500 orang yang diterima secara non beasiswa. Dalam proses pendaftaran dan seleksi di jalur Kemenag ini, disarankan untuk melalui mediator (Alumni Al Azhar yang mengurus keberangkatan camaba) agar bisa diterima. Hal ini dikarenakan jarang sekali yang bisa lulus seleksi tanpa melalui mediator. 

2. Pusiba (Pusat Studi Bahasa Arab)

Pusiba adalah jalur yang baru ada sejak tahun 2019 kemarin. Pusiba merupakan sebuah lembaga Pendidikan Bahasa Arab yang menjadi cabang resmi dari Markaz Syeikh Zayd li Ta`limil lughoh al–Arabiyah li Ghayr al-Nâthiqîn bihâ Al-Azhar yang berpusat di Mesir. Dalam jalur Pusiba ini, seluruh calon mahasiswa yang berminat melanjutkan studi di Universitas Al Azhar bisa langsung mendaftar tanpa tidak di seleksi. Namun, Para Camaba akan mengikuti tes penentuan level Bahasa Arab dan mengikuti kursus di Asrama Pusiba Indonesia hingga selesai. Setelah selesai kursus, Camaba bisa langsung berangkat ke Mesir dan langsung mengikuti kelas perkuliahan di Al Azhar. Adapun biaya pendaftaran, asrama dan biaya kursus di Pusiba, pemberangkatan, serta biaya hidup di Mesir ditanggung secara mandiri.

__________

Setelah saya menjelaskan jalur masuk Universitas Al Azhar, saya akan menceritakan perjuangan saya untuk masuk Universitas Al Azhar.

Sebelum mengikuti seleksi program beasiswa Al Azhar melalui jalur PBNU, saya sempat mengikuti seleksi Timur Tengah melalui Kementerian Agama.  

Pada Bulan April tahun 2018 lalu, saya melakukan pendaftaran secara online melalui website diktis Kemenag untuk mengikuti seleksi Timur Tengah (untuk berkas-berkas dan apa saja yang harus dipersiapkan, teman-teman bisa baca di website diktis Kemenag). 

Setelah resmi dinyatakan sebagai peserta seleksi, selanjutnya saya mengikuti seleksi di UIN Sunan Ampel Surabaya pada Bulan Mei tahun 2018 lalu. 

Kemudian setelah melakukan seleksi melalui Kemenag, saya mendaftar program beasiswa Universitas Al Azhar jalur PBNU melalui website NU online dengan menyertakan berkas-berkas yang harus dipenuhi. Diantaranya adalah Akta Kelahiran, Ijazah (jika baru lulus MA/SMA sederajat maka wajib menyertakan surat keterangan lulus), transkip nilai, SKCK, surat keterangan sehat bebas HIV & AIDS dari rumah sakit, Pas foto, dan surat rekomendasi MWCNU/PCNU/PWNU setempat (bersifat wajib), dan berkas lainnya seperti paspor dan terjemah dokumen hanya diperlukan setelah dinyatakan lulus. Berkas-berkas tersebut 80% harus terpenuhi agar dinyatakan lulus seleksi pemberkasan. Setelah saya dinyatakan lulus seleksi berkas, Kemudian saya mengikuti seleksi di Kantor PBNU, Jl. Kramat Jati, Jakarta Pusat. 

Adapun ujian seleksi tersebut meliputi ujian tulis dan ujian lisan (wawancara). Untuk ujian tulis sebanyak 60 soal pilihan ganda meliputi Sejarah Ke-NU an sebanyak 20 soal, Ilmu alat (Nahwu,Shorof, dan Balaghoh) sebanyak 20 soal, Kaidah Bahasa Arab (Qiro'ah dan lain-lain) sebanyak 20 soal dan 2 soal essay meliputi kitabah (insya') sesuai judul yang telah ditentukan dan menulis sholawat pilihan yang telah ditentukan. Adapun ujian lisan (wawancara) meliputi pertanyaan pribadi seperti nama, asal sekolah/pesantren, asal daerah, dan alasan mengapa ingin kuliah di Al Azhar dengan menggunakan Bahasa Arab. Kemudian ada beberapa pertanyaan mengenai Sejarah NU, Keorganisasian NU, dan hal-hal yang berkaitan dengan NU, teman-teman bisa menjawabnya dengan Bahasa Indonesia. Selain itu, teman-teman juga akan diuji hafalan Al Qur'an minimal 2 juz (Itu berlaku di tahun 2018, sedangkan tahun 2019 kemarin, hafalan Al-Qur'an minimal 5 juz). Demikian yang saya ingat mengenai tes seleksi beasiswa Al Azhar melalui PBNU.

Pada Bulan Juni 2018, Kemenag resmi mengumumkan peserta yang lulus seleksi Timur Tengah dan saya dinyatakan tidak lulus. Namun saya tidak berkecil hati, karena masih ada satu kesempatan untuk bisa kuliah di Universitas Al Azhar, yakni melalui jalur PBNU tersebut. 

Pada hari Rabu, 11 Juli 2018 pukul 20.05 WIB PBNU resmi mengumumkan Penerima Beasiswa Al Azhar melalui website NU Online dan alhamdulillah saya dinyatakan lulus. 

Setelah dinyatakan lulus, saya kemudian boyong dari Pesantren Dar Al Tauhid Arjawinangun Cirebon dan pindah ke Pesantren Dar Al Qur'an Al Islami Lebaksiu Tegal. Hari demi hari saya jalani di pesantren, tapi kabar keberangkatan masih saja tak kunjung datang. Hingga pada akhir Bulan November 2018, PBNU berinisiatif mengadakan Program Dauroh Persiapan Keberangkatan untuk Penerima Beasiswa Al Azhar 2018 di Pondok Pesantren Aji Mahasiswa Al Muhsin, Krapyak, Bantul, Yogyakarta selama satu bulan.

Selesai program tersebut, kabar keberangkatan masih saja tak kunjung datang hingga akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke Pesantren Dar Al Tauhid pada Bulan Januari 2019. Hari demi hari saya jalani kembali di Pesantren sejuta cerita dan pengalaman ini, hingga kabar keberangkatan akhirnya turun pada tanggal 31 Juli 2019.  

Setelah 1 tahun 1 bulan 17 hari, akhirnya penantian untuk berangkat ke Mesir terjawab sudah. Rabu, 28 Agustus 2019 saya bersama teman-teman penerima beasiswa Al Azhar PBNU berangkat ke Mesir dan alhamdulillah sekarang kami sudah satu tahun di Mesir.

Sekian cerita pengalaman saya mengenai proses pendaftaran hingga berangkat ke Mesir. Semoga bermanfaat! :)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Walid Ahsin, Qiraat dan Imam Syathibi.

Kisah pilu yang perlu dikenang, kehilangan paspor dan tertinggal pesawat

Biografi Singkat Imam Qiraah Sab'ah Beserta Perawinya